It’s not a dream || part 2 || FF VIXX

it's not a dream 2

Bella POV

Paginya, ketika aku membuka pintu aku terpana sejadinya. Ada enam koper besar di dalam apartemenku. Tetapi tidak ada siapa-siapa. Hanya aku.

Ah tunggu. Semalam kan ada enam lelaki yang menginap disini. Tapi, kemana mereka? Kenapa yang ada malah koper-koper ini? Apa mungkin mereka berubah menjadi koper? Ah! Mana mungkin! Aku kemudian mengecek kamar tamu yang mereka tempati, tetapi tidak ada siapa2. Tetapi didepan tv kulihat ada sebuah handycam lengkap dengan treepotnya. Penasaran aku melihat isi handycam itu. Ada satu rekaman yang baru direkam hari ini sekitar 2 jam yang lalu. Berarti sekitar jam 5 pagi ini. Kubuka rekaman itu.

Hakyeon: Vi, kekananan gw ga keliatan!
Hyuk: Kirian dikit hyung! Badan gw separoh!
Ravi: Berisik deh! Makanya merapat!

Pasti itu bahasa asal mereka! Karena aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Ravi: Nah oke nih. Hallo bella! Pasti aneh kan kenapa kita udah enggak ada dirumahmu pagi ini? Hehe
Hakyeon: Pagi ini kita ada schedule di Korean Culture Center. Jadi kita pergi tanpa bilang kamu. Soalnya pintu kamarmu dikunci…
Hongbin: dan Bella, koper-koper yang kamu lihat itu milik kami. Semalam setelah kamu tidur, salah satu staff kami yang tahu tempat kaburnya kami, datang membawakannya.
Leo: jadi Bella, kami berencana menginap paksa diapartemenmu sampai tanggal 3juli. Bisa kan?

Hah? Menginap paksa?

Hyuk: kami mau liburan Bella! Bisa kan nanti ajak kami ketempat2 seru di Jakarta? Ayolah Bella… buuing buuing~

Ah, imutnya >,<

Ken: Bella! Tadi pagi aku makan mie instan rasa kaldu ayam. Dan itu enak!
Hyuk: mie rendang yang semalam juga enak Bel! Uuuuuu
Hongbin: Bella, mobilmu kami bawa ya. Untuk kabur dari KCC nanti… oke?
Ken: iya bel! Setir sebelah kanan seru juga. Hahaha
Hakyeon: tidak apa-apa kan Bel kalau kita menginap lebih lama? Hehe kita akan kembali sekitar pukul 2siang. Take care ya Bella~~~ :*

Lalu rekaman itu selesai.

Tunggu, tadi katanya mau menginap sampai tanggal 3 juli? sekarang kan baru tanggal 23 juni!!!? 10 hari bersama enam pria yang bahkan namanya saja baru kuketahui semalam! Dan mereka berani-beraninya membawa kabur mobilku?!

Kepalaku tiba-tiba pusing. Hampir aku terjatuh. Aku ingat aku belum makan dari kemarin. Lalu aku beranjak ke dapur, kubuka kulkas, tidak ada apa-apa. Aku lupa kalau aku belum belanja. Hanya ada indomie..

Sorenya keenam lelaki itu belum kembali. Janjinya jam dua! Awas saja kalau sampai mobilku kenapa-napa. Kucincang mereka!

Aku bosan dirumah! Mau belanja tapi tidak ada mobil. Ribet kan kalau aku naik angkot dengan membawa-bawa barang belanjaan.. Akupun mengambil jaket, topi dan tasku lalu berjalan keluar. Kukunci apartemenku. Biar saja kalau nanti enam lelaki itu pulang mereka tidak bisa masuk!

Aku menuju halte busway yang kebetulan tidak jauh dari apartemenku. Tapi, aku mau kemana? Aku tidak pernah naik busway. Ah sudahlah aku naik yang ke arah mana saja. Toh aku juga tidak ada tujuan.

Aku mengantri diantrian yang agak ramai. Supaya gak sepi2 amat nanti di bus, aku mengeluarkan iPod ku dari dalam tas. Tepat pada saat itu busway datang dan pintunya terbuka. Aku yang belum siap jadi terdorong orang-orang yang hendak masuk ke busway.

Pintu busway kemudian tertutup. Busway pun mulai berjalan. Entah apa yang ada dipikiranku. Ketika aku turun dari busway aku lalu mencari taksi dan menuju sebuah mall di kawasan Kuningan yang kemarin mempertemukanku dengan enam makhluk aneh.

Sampai didalam mall aku berkeliling sebentar dan menemukan sebuah cafe yang menarik perhatianku. Aku memesan hot chocolate dan dessert yang susah kusebutkan namanya. Ketika aku menerima pesananku, aku membawanya lalu mencari tempat duduk. Ada tempat duduk yang menarik perhatianku, tempat itu berisikan enam lelaki.

“Kalian sedang apa disini??” kataku sesampainya dimeja itu.

“Ah! Bella! Kau disini juga!” Hyuk dan yang lain terkejut kecuali Leo yang memang sudah melihatku dari tadi.

Berusaha tenang, N menjawab, “Seperti yang kau lihat kita sedang drink coffee..”

“No Hyung! Aku minum Susu!” Sergah Ken.

“Haaah. Bukan itu maksudku! Kenapa kalian tidak kembali ke apartemenku?” Kataku kesal. Aku menarik kursi dibelakangku karna meja ini sebenarnya hanya untuk enam orang.

“Sudah Bel.. Tapi apartemenmu terkunci. Makanya kita kesini. Eh gak sangka ketemu kamu.” Kata Hongbin yang dibenarkan oleh Ken.

“Kenapa tidak menungguku pulang?”

“Hyuk ingin berjalan-jalan makanya kita kesini. Habisnya kita gatau tempat lain. Cuma tau tempat ini…”Β  Kali ini Ravi yang bicara dan dibenarkan oleh Hyuk.

“Ah okelah. Kalian mau jalan-jalan?”

“Mau Bel!! Mauuu!” Ken Hyuk serempak.

“Oke, habiskan coffee kalian temani aku belanja.”

“Horeee belanja!” Hyuk yang memang ada disebelahku tiba-tiba memelukku. Aku kaget. Lalu dia berbicara, “Bella, ini tidak kau makan? Boleh untukku?” Hyuk menunjuk dessert ku.

Ha, “Ambil saja.”

Belanjaanku kali ini jadi tiga kali lipat. Ken dan Hyuk banyak meminta ini itu. Ravi juga. N juga. Hongbin juga. Hanya Leo yang terlihat cuek. Tapi sesekali aku melihat dia melihat barang dan matanya melotot. Entahlah apa yang dia lihat. Aku tidak terlalu peduli dengan makhluk bisu satu itu.

“Bella. Apa kau masih lama belanjanya?” Tiba-tiba Leo bertanya.

“Ha? Tidak..”

“Ahaaaa Leo, kau bosan yaaaa…” Hakyeon merangkul Leo.

“Bukan bosan hyung, tapi hyung ku yang ini sedang lapar” Ken ikutan merangkul Leo dan mengelus-elus perut Leo, dengan sigap Leo menginjak kaki Ken. “Aduh hyung! Sakit!” Ken mengelus kakinya berusaha mengurangi rasa sakit.

“Ok kita bayar ini dulu lalu kita makan. Kalian mau makan apa?” Tanyaku.

Serempak mereka menjawab, “fried chicken!!!”

Sesampainya di restoran khas amerika itu, mereka memesan semua yang mereka inginkan. Dua belas potong ayam, tiga waffle ice cream, enam sup, enam rootbeer, lima sphagetty, tujuh onion ring, dan tiga kentang goreng. Aku hampir senewen melihat total harga yang mereka pesan. Tapi ketika aku hendak mengeluarkan credit card ku, Hakyeon menghentikan tanganku.

“Gausah Bel, biar kita saja yang bayar pake ini,” Hakyeon mengipas-ngipas kartu kredit yang ada di tangannya. Aku bingung.

Setelah membayarnya kami menuju meja yang telah ditempati oleh Leo dan Ravi. Ada dua meja. Meja pertama ditempati Ravi, Hongbin, Ken dan Hyuk. Sedangkan aku, Leo dan Hakyeon berada di meja kedua.

“Hakyeon,” panggilku.

“Hmm,” yang dipanggil sedang sibuk dengan paha ayam ditangannya.

“Credit card tadi kau dapat dari mana?”

“oh, kau pikir aku mencurinya?” Mendengarnya akupun menggeleng. “Manajer kami memberikan kartu itu kepadaku. Katanya buat jajan jajan selama kami liburan dirumahmu.”

“Ooooh…. tapi benar kan kau tidak mencurinya?” Tanyaku lagi.

“Bella, sekali lagi kau bertanya tentang hal itu, kucium kau.” Ada nada mengancam dalam nada bicaranya yang membuatku terdiam.

-skip-

“Waaaaaah Bella, ini semua masakanmu?” Aku mengangguk. “Kelihatannya enak.” Hongbin yang baru bangun langsung duduk dimeja makan. “Ini apa Bel?” Hongbin menunjuk piring berisi ikan asin. “Ini seperti ikan tapi kok gepeng gepeng?” Tanyany lagi.

“Itu namanya ikan asin bulu ayam.” Jawabku.

“Loh? Emang ada ayam berbulu ikan???” Tanyanya sambil sesekali memegang ikan asin tersebut.

“Bukan, itu namanya memang ikan asin bulu ayam. Karna bentukny yang pipih, makanya dinamakan begitu..”

“Ooooh…..” Hongbin mengangguk ngangguk. “Boleh aku cobain bel?” Tanyanya kepo juga. Dan aku mengiyakan. Terdengar suara kriuk kriuk. “Enak Bel, rasanya kaya kerupuk.”

“Hyung, kau makan apa itu?” Hyuk yang baru datang penasaran. Hongbin menyodorkan ikan asin pada Hyuk. “Apa ini hyung?” Tanpa menjawab, Hongbin tetap menyodorkan ikan asin itu. Ketika mengerti, Hyuk mengambil dan coba mengigitnya. “Wah! Enak banget nih hyung! Pake nasi lezat nih! Bel, ada nasi gak?”

“Nanti makannya tanggung nih sayurnya belum empuk.”

“Kau masak sayur apa lagi itu Bel?” Tanya Hongbin.

“Sayur asem.” Jawabku.

“Hah? Sayur asem? Rasanya asem dong?” Kata Hongbin.

“Yah Bel? Aku kan gabisa makan yang asam asam. Susu aja aku gak suka.”

“Loh, memang susu rasanya asam?” Tanyaku.

“Iya! Waktu itu aku minum susu rasanya asem banget!! Makanya sekarang aku gasuka susu.” Hyuk curhat.

“Ya jelas aja asem! Itu yang lo minum kan yogurt bukan susu! Susu lo itu dituker sama Leo hyung pake yogurt tau!” Kata Hongbin.

“Ah pokoknya gue tetep gasuka susu!” Hyuk bersikeras sambil mengambil piring.

“Lo mau ngapain Hyuk?” Tanyaku.

“Makan lah Bel. Masa iya gue mau manjat tebing?” Lantas kupentung kepala hyuk pakai sendok sayur. “Aduh!” Hyuk mengusap-usap kepalanya.

“Enak aja lo. Yang lain belom pada bangun lo mau makan duluan. Mendingan lo bangun yang lain gih suru sarapan!” Aku marah. Hyuk kemudian lari setelah meraup semua ikan asin yang ada di piring.

“Yah Bel, ikan asinnya ada lagi gak? Tuh tadi diambil Hyuk semua..” keluh Hongbin.

“Tenang,” kemudian aku mengeluarkan toples besar berisi ikan asin dan menaruhnya di atas meja.

Hongbin terlihat takjub, “Wah banyak banget Bel!”

“Iya dong, ini kan makanan favorit gue.” Aku tersenyum bangga. “Sambalnya pake sambal jadi aja yah, gue gak sempet ngulek nih.” Aku berkata menggunakan bahasa Indonesia.

“Hah? Kamu bilang apa Bel?” Hongbin bingung.

“Ah tidak, tidak masalah. Nah,” aku mematikan kompor. “Bin, tolong panggilkan teman-temanmu dong. Semua sudah siap nih.” Tanpa ba-bi-bu Hongbin pergi.

Tak lama kemudian keenam laki-laki itu datang. Hyuk dengan ikan asin yang masih berada di mulut. Ken dan Leo dengan mata yang berbinar binar, Ravi dengan muka kepo, dan Hakyeon yang membawa ponselnya langsung saja memfoto makanan yang ada di meja yang katanya ingin dia upload di akun twitternya.

“Oh ya Bel, kau punya akun twitter?” Tanya Hakyeon setelah selesai mengupload fotonya.

“Punya.”

“Namanya apa?”

“@Bellasays double L ya”

Hakyeon mengetiknya dengan cepat, “aku follow ya nanti kamu follow back!” Aku hanya mengagguk.

“Hyung! Kau sudah kan bicaranya? Bella, kapan kita bisa makan?” Ken yang terlihat sudah sangat lapar protes.

“Loh Ken, makan sih makan aja kali. Tuh si Leo udah mulai makan.” Kata Hakyeon sambil menaruh nasi ke piringnya.

Kulihat leo sedang mengunyah makanannya dan ia nenoleh ke arahku, “enak.” Aku hanya tersenyum canggung mendengarnya.

-skip-

Siangnya,

“Loh, Bel, kamu mau kemana?” Tanya Ravi.

“Kerumah tanteku.” Tanteku yang merupakan adik kandung mama baru saja menelepon kalau dirinya yang baru pulang dari Jerman dititipi mama oleh oleh buatku. Aku tidak tahu apa itu. Tante menyuruhku untuk mengambilnya sendiri.

“Oooh, tapi kamu tidak akan mengunci kita kan?” Tanyanya lagi.

“Tidak. Tenang saja. Aku hanya sebentar kok.” Kataku lalu berjalan keluar, “jaga rumah baik-baik ya!”

-Ravi POV-

Seperginya Bella aku ikut keluar apartemen, hendak berjalan-jalan menikmati kota yang sungguh sangat baru untukku. Cuacanya panas, tapi entah cuaca seperti ini membuatku bersemangat. Ketika sampai didepan sebuah convenience store, aku haus. Kurogoh kantongku, ah ada uang! Ini pasti uang sepupunya Bella yang tertinggal. FYI, aku memang masih memakai pakaian sepupunya Bella, walaupun di koperku ada banyak baju yang disediakan mickey manager, tapi selera si manager terlalu unyu, tak cocok untukku. Tapi untung kan, aku nemu uang, eh ini 20ribu!!! Wah ini bisa beli baju sekalian nih! Habisnya N hyung pelit sih. Dia jarang menggunakan kartu yang dikasih manager mickey. Katanya harus hemat. Tapi ketika kemarin pas di mall, dia menggunakannya untuk membayar semua makanan yang kami pesan. Padahal kan itu semua banyak banget! Huh.

Tak lama aku sudah berada didalam toko. Aku menuju ke bagian minuman dingin. Melihat harganya, loh, minumannya kok mahal banget sampai 5ribu, 8ribu, bahkan ada yang 15ribu. Kalau aku membelinya uangku akan langsung habis… Tapi aku haus… ah, aku mengambil air mineral yang harganya tidak sampai 3ribu dan roti yang harganya 12ribu. Setelah membelinya aku keluar hendak duduk sambil menikmati air dan roti mahalku.

Baru kali ini aku makan roti semahal ini. 12ribu hanya untuk sebuah roti?! Benar-benar hebat negara ini. Baru aku makan segigit, dua gigit, terdengar bisik bisik aneh. Aku melirik, beberapa mata menatap ke arahku. Ah sial, apa mereka mengenaliku? Lebih baik aku pergi saja dari sini.

Lalu aku memasukkan roti yang belum setengahnya kumakan dan air mineral yang baru kubuka kedalam kantung plastik. Aku berjalan, selangkah, dua langkah,

“RAVI!!” Seseorang wanita berteriak memanggilku.

Ah sial, akupun berlari dari tempat itu. Mereka mulai mengejarku sambil memanggil-manggil namaku. Kalau begini, aku tidak bisa langsung kembali ke apartemen, kalau tidak liburan kami bisa gagal. Aku harus menemukan tempat aman untuk bersembunyi. Aku terus berlari dan berfikir dimana tempat aku bisa bersembunyi.

Ketika berbelok aku menemukan sebuah toko dan seseorang menarikku masuk kedalam toko itu. Ia memakaikanku topi dan kacamata dan memberikanku jaket.

“Cepat pakai.” Katanya. Aku memakai jaket pemberiannya.

“Hyung?” Taekwoon hyung ternyata. Lalu hyung menarikku menuju meja dan menyuruhku duduk. Ia menyerahkan sebuah ponsel padaku.

“Ini pegang. Berpuralah memainkannya.” Lalu ia menelungkup di meja seperti tertidur.

Tak lama wanita wanita yang mengejarku berhenti didepan toko. Mereka berbicara yang tidak aku mengerti. Beberapa dari mereka masuk ke toko. Dan melihat lihat. Aku panik. Tetapi kemudian mereka keluar lagi. Phuh.

Taekwoon terbangun. “Bodoh.” Katanya, “kenapa bisa bisanya kau keluar tanpa membawa penyamaran? Kau tidak sadar posisimu?”

“Maaf hyung kupikir tidak akan ada yang mengenaliku.” Sahutku agak menyesal.

“Sudahlah.” Leo berdiri hendak pergi dari persembunyian.

“Hyung! Kau mau kemana?”

“Kembali.”

“Aku ikut hyung!”

-Bella POV-

Aku memandang enam kaus yang iseng kubeli. Tadi ketika bertemu tante Erni di butiknya, aku iseng membeli kaus kaus ini, kaus bergambar Monas, gorila, komodo, bunga raflesia, dan wayang. Tante Erni sampai heran untuk apa aku yang berbadan kecil ini membeli kaus kaus besar ukuran lelaki. Dan kubilang saja kalau kaus kaus ini akan aku sumbangkan untuk korban topan hayan di Philiphine. Ketika tau niat bohongku itu, tante malah menggratiskan dua kaosnya.

Aku melirik jam di mobil, sudah pukul 18.20. Enam makhluk itu sudah makan belum ya?

Sejam kemudian aku sampai di apartemen. Ketika aku membuka pintu, Hyuk dan Hakyeon menghampiriku.

“Kau bawa apa itu Bella?” Tanya Hakyeon, “Sepertinya berat. Sini kubawakan.” Hakyeon mengambil kantung plastik berisi kaus kaus.

“Itu untuk kalian. Pilih salah satu ya.” Hyuk yang mendengar kata ‘untuk’ langsung menghampiri Hakyeon.

“Hyung liat dong liat itu isinya apa…” Hyuk kepo.

“Itu apa Bel?” Ini Leo menanyakan apa isi kantung plastik satu lagi yang kupegang.

“ini…”

“Sini kubawakan.” Belum selesai aku menjawab Leo langsung mengambil kantung plastik ditanganku dan membawanya ke meja makan.

Sementara itu yang lain sedang berebutan kaus. Hakyeon mengambil kaus bergambar monas. Hyuk mengambil gambar gorila. Ravi dengan gambar wayang golek. Ken gambar komodo, Hongbin gambar bunga raflesia, sedangkan Leo dapat sisanya, yaitu wayang kulit.

“Hyuuuung!!!” Teriak Ken. “Kok makan gak ngajak ngajak sih!!!!”

“Lagian pada ribut aja. Tuh deh, gw udah kenyang.” Leo beranjak dari meja makan.

“Gimana gak kenyang?! Ini pizza nya udah ilang 4 potong lo kemanain hyung?!!!” Ratap Ken sedih.

Yang lain ketika mendengar kata ‘pizza’ langsung berhambur mengerubuti pizza yang tersisa. “Bella! kamu gak mau ini?” Ravi menawariku pizza,

Aku menggeleng, “udah makan tadi, masih kenyang. Kalian saja habiskan.”

“SIAAAP.” 3 pan pizza ukuran besar habis seketika.

-to be continued-

##Maaaf lama keluarnya TT author nya lagi sibuk semester akhir soalnya miaaaaaan TT mian juga eps ini kurang seru. kurang puas ya? X'( next eps janji bakal lebih seru deh. Kapan lagi ya kan VIXX ada di Indonesia… kkkkkk

12 Comments

Leave a reply to ethelisao Cancel reply